Sensasi
Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra
kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera.
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima
informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau
pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai
dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar
(eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor
(misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor
(misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor
(misalnya, organ vestibular).
Benyamin B.
Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai “pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.
Apa pun definisi
sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh
pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat
indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena
rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas ( Lefrancois, 1974, dalam rahmat, 1994).
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi
(sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga
sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya
yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Perhatian
(Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya
melemah (Kenneth E. Andersen)
Faktor
Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional
personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian
yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter)
dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
- Gerakan (Movement) secara
visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
- Intensitas Stimuli (Stimulus
Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang
lain
- Kebaruan (Novelty), hal-hal
yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
- Perulangan (Repeatation),
hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan
menarik perhatian.
Faktor
Internal Penarik Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian
orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita
lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari
faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi
perhatian kita adalah :
- Faktor-faktor Biologis
- Faktor-faktor Sosiopsikologis.
- Motif Sosiogenis, sikap,
kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang
perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
- Perhatian itu merupakan proses
aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
- Kita cenderung memerhatikan
hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
- Kita menaruh perhatian kepada
hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan
kepentingan kita.
- Kebiasaan sangat penting dalam
menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara
potensial akan menarik perhatian kita.
- Dalam situasi tertentu kita
secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan
stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
- Walaupun perhatian kepada
stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam
kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul
cermat.
- Perhatian tergantung kepada
kesiapan mental kita,
- Tenaga-tenaga motivasional
sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
- Intesitas perhartian tidak
konstan
- Dalam hal stimuli yang menerima
perhatian, perhatian juga tidak konstan.
- Usaha untuk mencurahkan
perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut
perhatian
- Kita mampu menaruh perhatian
pada berbagai stimuli secara serentak.
- Perubahan atau variasi sangat
penting dalam menarik dan memertahankan perhatian
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai
faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu.
Kerangka
Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal
dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam
eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian terhadap
objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam
kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada
pesan yang diterimanya.
Faktor-faktor
Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor struktural berasal semata-mara dari
sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkanny pada system saraf
individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka,
merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip
ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt,
mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan
kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu
peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus
memandangnya dalam hubungan keseluruhan
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi,
menjadi empat bagian :
- Dalil persepsi 1: Persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan
individu yang melakukan persepsi
- Dalil persepsi 2 : Medan
perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang
kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi
yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
- Dalil persepsi 3 : Sifat-sifat
perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh
sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai
anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat
kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa
asimilasi atau kontras.
- Dalil persepsi 4 : Objek atau
peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama
lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil
ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan
objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni
structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu,
tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam
komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator
untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang
yang punya prestise tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan
stimuli ditangapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk
mengelompokan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang
universal.